Mahasiswa kedokteran pasti memiliki planning ke depan akan lanjut ke mana dan sebagai apa. Kenyataannya, apabila kita bertanya ke mereka "mau lanjut spesialis apa, niih ?" Pasti kebanyakan akan menjawab obsgyn ( obstetry dan gynecology a.k.a kebidanan dan kandungan) atau bedah atau penyakit dalam, dengan dalih uangnya paling banyak #ppfftt. Dan itu memang realita yang ada di mahasiswa kedokteran #curcol. Padahal ada satu ilmu kedokteran spesialistik yang menentukan masa depan manusia, yaitu ilmu kedokteran spesialis anak. Anak adalah suatu masa yang perlu kita jaga dengan sebaik mungkin. Apabila anak kita telantarkan, maka akan berdampak buruk untuk ke depannya. Masa anak-anak yang dimaksud di sini adalah mulai dari masa fertilisasi (pembuahan) antara sel spermatozoa (sel jantan) dan sel ovum (sel betina), lalu lahirlah neonatus (bayi baru lahir), dan tumbuh berkembanglah menjadi anak-anak. Anak-anak adalah generasi emas, generasi yang akan menentu...
Tanpa disengaja aku menemukan secarik kertas di tumpukan textbook-textbook kedokteran yang memenuhi ruang kamar layaknya perpustakaan. Tanpa aku sadari, ternyata secarik kertas tersebut merupakan sepucuk surat. Ya, surat yang bukan sekedar surat kaleng-kaleng. Surat tersebut aku sebut sebagai bukan surat kaleng-kaleng karena isi suratnya memang bukan kaleng-kaleng.
Di dalam surat tertuliskan, "Assalamu'alaikum!! Halo Mbak Tut!!! Seneng bisa ketemu sama Mbak Tut, cantik, sholehah, pinter, dokter muda :) Mbak Tuti sayang, semoga Allah selalu meridhoi langkah dan niat-niat baik Mbak Tuti :) Aamiin* Semoga kita bisa bertemu kembali di lain waktu ya Mbak Tut cantik <3 Salam sayang, Anggi."
Selepas membaca surat tersebut, memoriku pun mencoba untuk merekam kembali kejadian apa yang telah terjadi sehingga menimbulkan keberadaan surat tersebut. Ah, ternyata kejadian itu terjadi di Kota Solo tercinta, tepatnya di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS). Waktu itu bulan November tahun 2018 sedang berlangsung salah satu agenda nasional yang diselenggarakan oleh salah satu organisasi mahasiswa kedokteran nasional yakni Badan Pers Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BPN ISMKI). Awalnya, aku hadir di perhelatan tersebut hanya sekedar mampir karena mumpung di Solo. Eh, tapi ternyata ujung-ujungnya diminta mewakili Majelis Pertimbangan Agung (MPA) sekaligus Alumni BPN ISMKI.
Selayaknya perhelatan pada umumnya, pasti akan ada orang-orang baru, sehingga mau tidak mau akan memaksa kita untuk turut berinteraksi dengan orang-orang baru tersebut. Salah satu orang baru yang ada dalam perhelatan tersebut adalah Anggi, gadis belia dari salah satu kampus kedokteran di Kota Mataram. Terlalu banyak perbedaan yang ada di antara kami, dimana perbedaan yang paling mendasar adalah usia #HaHaHa #ItuJelasBanget. Justru perbedaan yang ada di antara kami menjadi mediator dalam mempersatukan visi misi serta cita-cita yang kami miliki untuk organisasi yang menaungi kami.
Aku pun teringat dengan salah satu firman-Nya pada Al Qur'an Surah Al Hujurat ayat 13 yang artinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesunggunya Allah Maha Mengetahui lagi maha Mengenal". Momen bertemuanya aku dengan Anggi tentunya dipenuhi dengan banyaknya perbedaan yang dimiliki. Namun, dengan perbedaan-perbedaan tersebut justru akan membuat saling mengenal hingga akhirnya saling memahami satu sama lain. Dan di sinilah mulai terbangun ikatan persaudaraan, khususnya persaudaraan seiman.
Selepas perhelatan nasional tersebut, aku dan Anggi pun berpisah. Walaupun raga terpisah, tetapi do'a akan selalu menjadi perantara untuk mempersatukan. Meskipun bermil-mil jarak memisahkan, namun iman akan selalu menyatukan. Betapa indahnya ikatan persaudaraan ini.
Catatan: Hay, kamu! Iya, kamu, yang baca tulisan ini! Keep smile dong! Kamu patut berbahagia dan bersyukur, lho, karena kamu masih berkesempatan untuk menjalin ikatan persaudaraan dengan siapapun itu!
Comments
Post a Comment