Skip to main content

Featured Post

Membangun Generasi Emas

Mahasiswa kedokteran pasti memiliki planning ke depan akan lanjut ke mana dan sebagai apa. Kenyataannya, apabila kita bertanya ke mereka "mau lanjut spesialis apa, niih ?" Pasti kebanyakan akan menjawab obsgyn ( obstetry dan gynecology   a.k.a kebidanan dan kandungan) atau bedah atau penyakit dalam, dengan dalih uangnya paling banyak #ppfftt. Dan itu memang realita yang ada di mahasiswa kedokteran #curcol. Padahal ada satu ilmu kedokteran spesialistik yang menentukan masa depan manusia, yaitu ilmu kedokteran spesialis anak. Anak adalah suatu masa yang perlu kita jaga dengan sebaik mungkin. Apabila anak kita telantarkan, maka akan berdampak buruk untuk ke depannya. Masa anak-anak yang dimaksud di sini adalah mulai dari masa fertilisasi (pembuahan) antara sel spermatozoa  (sel jantan) dan sel ovum  (sel betina), lalu lahirlah neonatus  (bayi baru lahir), dan tumbuh berkembanglah menjadi anak-anak. Anak-anak adalah generasi emas, generasi yang akan menentu...

Sang Pemimpi yang Siap Memimpin


Bukan parasmu
Bukan apa-apa yang menjadi milikmu
Dan bukan pula kedudukanmu
Tapi tingkah lakumu

Biar lisanmu terkadang setinggi langit
Walau nalarmu terkadang setajam pedang
Tapi itu tetap dirimu

Dirimu yang pemalu
Dirimu yang tawadhu'
Dan dirimu yang mampu membuat orang terharu

Rendah hati dalam kepedulian
Pantang menyerah dalam mencari ilmu dunia dan akhirat
Visioner dalam berparadigma
Itulah dikau, wahai Sang Pemimpi

Kaulah Sang Pemimpi
Bukan sekedar pemimpi di siang bolong
Bukan pula pemimpi yang tak berdasar
Tapi Sang Pemimpi yang siap memimpin

Yang siap memimpin diri sendiri
Yang siap memimpin bahtera impian diri
Dan siap memimpin negeri tercinta ini

Kaulah Sang Pemimpi yang siap memimpin


(Puisi ini ditulis pada 13 Agustus 2018 Pkl. 20.50, dan dipersembahkan untuk seorang kawan yang penasaran akan kehidupan)

Comments

Popular Post

Bukan Surat Kaleng-Kaleng

Tanpa disengaja aku menemukan secarik kertas di tumpukan textbook-textbook kedokteran yang memenuhi ruang kamar layaknya perpustakaan. Tanpa aku sadari, ternyata secarik kertas tersebut merupakan sepucuk surat. Ya, surat yang bukan sekedar surat kaleng-kaleng. Surat tersebut aku sebut sebagai bukan surat kaleng-kaleng karena isi suratnya memang bukan kaleng-kaleng. Di dalam surat tertuliskan, "Assalamu'alaikum!! Halo Mbak Tut!!! Seneng bisa ketemu sama Mbak Tut, cantik, sholehah, pinter, dokter muda :) Mbak Tuti sayang, semoga Allah selalu meridhoi langkah dan niat-niat baik Mbak Tuti :) Aamiin* Semoga kita bisa bertemu kembali di lain waktu ya Mbak Tut cantik <3 Salam sayang, Anggi." Selepas membaca surat tersebut, memoriku pun mencoba untuk merekam kembali kejadian apa yang telah terjadi sehingga menimbulkan keberadaan surat tersebut. Ah, ternyata kejadian itu terjadi di Kota Solo tercinta, tepatnya di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS...