Mahasiswa kedokteran pasti memiliki planning ke depan akan lanjut ke mana dan sebagai apa. Kenyataannya, apabila kita bertanya ke mereka "mau lanjut spesialis apa, niih ?" Pasti kebanyakan akan menjawab obsgyn ( obstetry dan gynecology a.k.a kebidanan dan kandungan) atau bedah atau penyakit dalam, dengan dalih uangnya paling banyak #ppfftt. Dan itu memang realita yang ada di mahasiswa kedokteran #curcol. Padahal ada satu ilmu kedokteran spesialistik yang menentukan masa depan manusia, yaitu ilmu kedokteran spesialis anak. Anak adalah suatu masa yang perlu kita jaga dengan sebaik mungkin. Apabila anak kita telantarkan, maka akan berdampak buruk untuk ke depannya. Masa anak-anak yang dimaksud di sini adalah mulai dari masa fertilisasi (pembuahan) antara sel spermatozoa (sel jantan) dan sel ovum (sel betina), lalu lahirlah neonatus (bayi baru lahir), dan tumbuh berkembanglah menjadi anak-anak. Anak-anak adalah generasi emas, generasi yang akan menentu...
Pasti kamu tidak merasa asing dengan istilah yang satu ini. Yup, homeostasis. Tapi kalau kamu masih merasa asing, coba deh baca tulisan di bawah ini dulu :D
Homeostasis merupakan kondisi seimbang dalam tubuh, yang hanya dapat dipertahankan dengan cara saling mengkompensasi kondisi yang terjadi dalam tubuh.
Makanan apa tuh kompensasi? :D
Coba kamu ingat-ingat lagi ya. Kalau ada sebagian tubuh yang sakit, maka sebagian lainnya atau bahkan seluruh tubuh akan merasakan sakit juga bukan? Iya gak? Pasti pernah dong mengalami hal ini?:D Perlu kamu ketahui bahwa hal ini merupakan salah satu wujud adanya proses kompensasi tubuh terhadap kondisi sakit.
Misalnya nih, ada anak kecil rajin banget beli jajanan pinggir jalan, bahkan kerajinannya mengalahi rajinnya kamu kepo instagramnya si doi :D #Eh. Dengan adanya kejadian itu, akhirnya si anak mengeluh sakit di tenggorok terutama sakit bila dipakai untuk menelan. Menelan ludah saja sudah sakit, apalagi menelan makanan. Berarti di situ sedang terjadi reaksi di area tenggorok yang akhirnya bisa kita sebut sakit tenggorok. Rasa sakitnya tenggorok tersebut tidak hanya dirasakan di area tenggorok saja, tapi juga dirasakan oleh seluruh badan, yakni dengan adanya demam, badan lemas, pengennya tidur aja, malas makan dengan alasan pahit kalau dipakai buat makan. Dan di sinilah sedang terjadi proses kompensasi di dalam tubuh yang merupakan perwujudan dari proses homeostasis.
Tanpa kita sadari, selama kita masih diberi kesempatan untuk menjalankan fungsi tubuh ini, ternyata si homeostasis ini selalu eksis lho. Dia akan selalu ada dan siap siaga apabila terjadi kondisi yang tidak seimbang dalam tubuh. Kondisi yang tidak seimbang ini contohnya perubahan suhu secara mendadak kalau kamu lagi naik gunung dan perubahan tekanan darah gara-gara kamu marah hebat. Tentunya si homeostasis melakukan ini semua demi menjaga kestabilan tubuh kita supaya enggak labil.
So, siapkah kamu menyambut kehadirannya si doi? Eh, bukan :D
Yang benar adalah "Siapkah kamu menyambut kehadiran si homeostasis yang bakalan selalu eksis dalam tubuhmu?"
Comments
Post a Comment