Skip to main content

Featured Post

Membangun Generasi Emas

Mahasiswa kedokteran pasti memiliki planning ke depan akan lanjut ke mana dan sebagai apa. Kenyataannya, apabila kita bertanya ke mereka "mau lanjut spesialis apa, niih ?" Pasti kebanyakan akan menjawab obsgyn ( obstetry dan gynecology   a.k.a kebidanan dan kandungan) atau bedah atau penyakit dalam, dengan dalih uangnya paling banyak #ppfftt. Dan itu memang realita yang ada di mahasiswa kedokteran #curcol. Padahal ada satu ilmu kedokteran spesialistik yang menentukan masa depan manusia, yaitu ilmu kedokteran spesialis anak. Anak adalah suatu masa yang perlu kita jaga dengan sebaik mungkin. Apabila anak kita telantarkan, maka akan berdampak buruk untuk ke depannya. Masa anak-anak yang dimaksud di sini adalah mulai dari masa fertilisasi (pembuahan) antara sel spermatozoa  (sel jantan) dan sel ovum  (sel betina), lalu lahirlah neonatus  (bayi baru lahir), dan tumbuh berkembanglah menjadi anak-anak. Anak-anak adalah generasi emas, generasi yang akan menentu...

Urgensi Instruktur terhadap Fenomena Degenerasi Kepemimpinan Kader IMM


Suatu organisasi memiliki komponen yang menyusunnya, begitu pula dengan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang dimotori para mahasiswa, yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yang akrab dikenal dengan sebutan IMM. Peranserta IMM tak lepas pula dari ideologi yang diusung Muhammadiyah, yang berdasarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah.

Suatu bangunan pasti memiliki pondasi, begitu pula dengan IMM yang memiliki pondasi, dimana pondasi tersebut disusun oleh para manusia yang memotori gerak IMM. Dan para manusia itu adalah para kader. Tunas bunga yang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan hingga saatnya dia akan menjadi bunga yang menawan, bagaikan seorang kader yang senantiasa ditempa hingga suatu saat nanti sang kader menjadi the real leader.

Zaman kini telah berubah. Hal-hal kuno telah bergeser menjadi kekinian. Kondisi ini pulalah yang mengubah mental para mahasiswa, yang dulunya keberanian mahasiswa mampu mengubah kebijakan negeri, namun saat ini mahasiswa hanyalah kelas sosial yang tak berpartisipasi untuk negeri. Tanpa disadari mentalitas seperti ini juga mempengaruhi kepemimpinan para kader.

Krisis kepemimpinan, inilah yang marak terjadi saat ini. Pemimpin tidak amanah, pemimpin korup, pemimpin dengan moral yang bobrok, sistem kepemimpinan liberal, sistem kepemimpinan kapital, dan contoh nyata lainnya yang mencerminkan kondisi krisis kepemimpinan. Hal-hal semacam itulah yang menyebabkan kepemimpinan mengalami degenerasi.

Tak hanya kepemimpinan secara global, kepemimpinan dalam IMM pun merasakan imbasnya, yakni mengalami degenerasi. Dulu, massa IMM senantiasa berorasi di depan publik dengan keberanian yang berkobar saat kebijakan negeri ini tidak selayaknya diterapkan. Sekarang, massa IMM hanya main di kandang sendiri, hanya mementingkan eksistensi komisariatnya sendiri.

Dalam lingkup keluarga, seorang anak dididik. Dalam lingkup komisariat, seorang kader IMM dididik. Di komisariatlah jiwa kepemimpinan seorang kader dibentuk, karena komisariat merupakan pendidikan pertama para kader IMM. Meninjau banyak faktor yang menyebabkan krisis kepemimpinan dalam IMM berupa regenerasi kepemimpinan, dimana salah satu faktor tersebut adalah kondisi zaman sekarang yang berpengaruh terhadap mentalitas seseorang, maka sebuah komisariat sudah selayaknya membutuhkan bala tentara untuk menyelamatkan kader-kadernya. Lalu, siapakah bala tentara tersebut?

Tim instruktur, inilah bala tentara yang dapat membantu komisariat untuk menyelamatkan kondisi para kadernya, Tim instruktur bukanlah seorang dewa, bukanlah seorang wali, bukanlah sosok yang penuh dengan keajaiban. Tim instruktur adalah sebuah tim yang terdiri dari beberapa komponen. Tim ini akan menyiapkan strategi untuk membimbing dan menempa para kader IMM hingga para kader kelak menjadi the real cadre.

Perlu adanya kerjasama yang sinergis antara semua komponen untuk menciptakan kepemimpinan yang syar’i, yang berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Salah satu penyebab kegagalan suatu kepemimpinan adalah kesalahan sistem, yakni kepemimpinan yang tidak berdasarkan pada syariat. Walaupun telah ada kerjasama yang sinergis antara pimpinan komisariat IMM, tim instruktur, dan para kader, apabila hal itu tidak berdasarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah, maka tetap saja kepemimpinan dalam IMM mengalami degenerasi.

“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan telah Kami wahyukan kepada mereka untuk senantiasa mengerjakan kebajikan, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu mengabdi” (QS. Al Anbiya: 73).

~Wabilahi fiisabilillhaq fastabiqul khairat.


(Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti LID (Latihan Dasar Instruktur) IMM pada bulan Februari 2016)

Comments

Popular Post

Bukan Surat Kaleng-Kaleng

Tanpa disengaja aku menemukan secarik kertas di tumpukan textbook-textbook kedokteran yang memenuhi ruang kamar layaknya perpustakaan. Tanpa aku sadari, ternyata secarik kertas tersebut merupakan sepucuk surat. Ya, surat yang bukan sekedar surat kaleng-kaleng. Surat tersebut aku sebut sebagai bukan surat kaleng-kaleng karena isi suratnya memang bukan kaleng-kaleng. Di dalam surat tertuliskan, "Assalamu'alaikum!! Halo Mbak Tut!!! Seneng bisa ketemu sama Mbak Tut, cantik, sholehah, pinter, dokter muda :) Mbak Tuti sayang, semoga Allah selalu meridhoi langkah dan niat-niat baik Mbak Tuti :) Aamiin* Semoga kita bisa bertemu kembali di lain waktu ya Mbak Tut cantik <3 Salam sayang, Anggi." Selepas membaca surat tersebut, memoriku pun mencoba untuk merekam kembali kejadian apa yang telah terjadi sehingga menimbulkan keberadaan surat tersebut. Ah, ternyata kejadian itu terjadi di Kota Solo tercinta, tepatnya di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS...