Skip to main content

Featured Post

Membangun Generasi Emas

Mahasiswa kedokteran pasti memiliki planning ke depan akan lanjut ke mana dan sebagai apa. Kenyataannya, apabila kita bertanya ke mereka "mau lanjut spesialis apa, niih ?" Pasti kebanyakan akan menjawab obsgyn ( obstetry dan gynecology   a.k.a kebidanan dan kandungan) atau bedah atau penyakit dalam, dengan dalih uangnya paling banyak #ppfftt. Dan itu memang realita yang ada di mahasiswa kedokteran #curcol. Padahal ada satu ilmu kedokteran spesialistik yang menentukan masa depan manusia, yaitu ilmu kedokteran spesialis anak. Anak adalah suatu masa yang perlu kita jaga dengan sebaik mungkin. Apabila anak kita telantarkan, maka akan berdampak buruk untuk ke depannya. Masa anak-anak yang dimaksud di sini adalah mulai dari masa fertilisasi (pembuahan) antara sel spermatozoa  (sel jantan) dan sel ovum  (sel betina), lalu lahirlah neonatus  (bayi baru lahir), dan tumbuh berkembanglah menjadi anak-anak. Anak-anak adalah generasi emas, generasi yang akan menentu...

Yang Terjadi Ya Terjadilah

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al Hadiid:22)

Jika memang sudah kehendak Allah SWT, kita bisa apa? Yang terjadi, ya terjadilah. Kita tidak bisa menghindar dari berbagai bencana yang sudah direncanakan Allah SWT, kita tidak bisa lari dari ketentuan-Nya, kita tidak dapat melawan-Nya, maka satu-satunya yang bisa kita lakukan ialah menerimanya.

Tunggu, yang dimaksud menerima bukanlah dalam makna “nrimo opo onone” alias menerima apa adanya, tetapi kita harus menyadari dan meyakini bahwa semua itu adalah kehendak Allah SWT. Dia-lah yang Maha Berkuasa menetapkan apapun yang terjadi pada kita.

Menerima artinya kita mengembalikan semuanya kepada Allah SWT, sebab semuanya datang dari Allah, maka kita kembalikan kepada-Nya. Jika kita sudah yakin seyakin-yakinnya akan ketentuan Allah, maka kita tidak perlu lagi larut dalam kesedihan, penyesalan, dan kebencian akan masalah, kesulitan, musibah, dan kegagalan yang menimpa kita. Kita akan tenang menghadapi usaha dan upaya kita, karena jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, itu merupakan bagian dari ketentuan Allah SWT.

Jika hal ini sudah tertanam dalam jiwa, maka tidak ada lagi gundah, tegang, resah, dan cemas di dalam hati kita. Kita akan menjalani hidup dengan penuh optimis dan semangat, karena tidak ada lagi yang harus kita cemaskan. Semuanya sudah tertulis di Lauh Mahfudzh. Saat kesulitan menerpa, serahkan saja kepada Allah SWT, karena Dia Maha Penolong. (:

Comments

Popular Post

Bukan Surat Kaleng-Kaleng

Tanpa disengaja aku menemukan secarik kertas di tumpukan textbook-textbook kedokteran yang memenuhi ruang kamar layaknya perpustakaan. Tanpa aku sadari, ternyata secarik kertas tersebut merupakan sepucuk surat. Ya, surat yang bukan sekedar surat kaleng-kaleng. Surat tersebut aku sebut sebagai bukan surat kaleng-kaleng karena isi suratnya memang bukan kaleng-kaleng. Di dalam surat tertuliskan, "Assalamu'alaikum!! Halo Mbak Tut!!! Seneng bisa ketemu sama Mbak Tut, cantik, sholehah, pinter, dokter muda :) Mbak Tuti sayang, semoga Allah selalu meridhoi langkah dan niat-niat baik Mbak Tuti :) Aamiin* Semoga kita bisa bertemu kembali di lain waktu ya Mbak Tut cantik <3 Salam sayang, Anggi." Selepas membaca surat tersebut, memoriku pun mencoba untuk merekam kembali kejadian apa yang telah terjadi sehingga menimbulkan keberadaan surat tersebut. Ah, ternyata kejadian itu terjadi di Kota Solo tercinta, tepatnya di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS...